Cari Blog Ini

Sabtu, 21 Januari 2012

Laporan biokimia darah

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. 1  Pemeriksaan Kolesterol
Nama                  Umur       Kadar Kolesterol    Nilai Kolesterol Normal
Nurul Istiqamah    20 tahun    174,44 mg/dl         140-250 mg/dl
      
       Kolesterol merupakan komponen esensial membran struktural semua sel dan merupakan komponen utama sel otak dan saraf. Kolesterol terdapat dalam konsentrasi tinggi dalam jaringan kelenjar dan di dalam hati di mana kolesterol disintesis dan disimpan. Kolesterol merupakan bahan antara pembentukan sejumlah steroid penting, seperti asam empedu, asam folat, hormon-hormon adrenal korteks, estrogen, androgen, dan progesteron
       Dari hasil percobaan serum darah  didapatkan bahwa kadar kolesterol subjek berada pada keadaan yang normal. Kadar kolesterol normal ada pada kisaran 140 – 250 mg/dL dan subjek memiliki kadar kolesterol 174,44 mg/dL. Walaupun kadar kolesterol ini normal tetapi ada baiknya subjek tetap memperhatikan makanan sehari-hari, agar tidak banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung kolesterol.
       Sebagaimana diketahui bahwa Kolesterol yang berlebihan dalam darah akan mudah melekat pada dinding sebelah dalam pembuluh darah. Selanjutnya, LDL akan menembus dinding pembuluh darah melalui lapisan sel endotel, masuk ke lapisan dinding pembuluh darah yang lebih dalam yaitu intima. Kolestrol harus dijaga pada rentang angka 140-250 mg/dl karena apabila terjadi kelebihan kolesterol maka akan menyebabkan penumpukan kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein) yang pada akhirnya dapat menyebabkan aterosklerosis, penyakit jantung koroner, dan berbagai penyakit degeneratif lainnya.
       Kolesterol dalam tubuh dapat menyebabkan berbagai penyakit. Kolesterol yang tinggi tidak hanya dialami oleh orang yang bertubuh gemuk, tapi orang yang kurus tidak berarti kolesterolnya rendah. Ini juga dapat menimpa orang-orang yang masih muda. Berbagai kalangan umur, harus berusaha menjalani pola hidup yang sehat agar dapat menjaga kolesterol dalam darahnya tetap normal  Sedangkan apabila terjadi kekurangan kadar kolesterol dalam darah maka akan menyebabkan terganggunya proses-proses metabolisme dalam tubuh.
       Cara mencegah penyakit disebabkan kolesterol adalah makan sehat dapat diartikan dengan menghindari makanan yang tinggi lemak dan sumber kolesterol, hindari alkohol dan konsumsi gula yang berlebihan. Makanlah makanan tinggi serat, gunakan minyak mufa (mono-unsaturated fatty acid) dan pufa (poly-unsaturated fatty acid), suplementasi minyak ikan, vitamin antioksidan dan pertahankan berat badan ideal.

IV.2 Pemeriksaan Hight Density Lipoprotein (HDL)
Nama                     Umur     Kadar HDL         Nilai HDL Normal
                                                                            Pria    Wanita
Nurul Istiqamah    20 tahun    33,18 mg/dl    >39 mg/dl    >46 mg/dl
      
       Kolesterol HDL sering disebut dengan kolesterol baik karena kolesterol HDL mencegah terjadinya atherosklerosis dengan cara mengeluarkan kolesterol jahat dan dinding arteri dan mengirimkannya ke hati. Jadi, bila kadar kolesterol LDL tinggi sedangkan kadar kolesterol HDL rendah maka merupakan faktor resiko terjadinya atherosklerosis. Sebaliknya yang diharapkan adalah kadar kolesterol LDL rendah dan kadar kolesterol HDL yang tinggi.
       Pada pemeriksaan HDL ini diperoleh hasil 33,18 mg/dl, yang jika dibandingkan dengan nilai normal HDL pada wanita adalah >39 mg/dl maka hasil yang didapatkan ini adalah tidak normal atau rendah. Jika kadar kolesterol HDL-nya rendah maka makin tinggi resiko untuk menderita atheroskierosis dan serangan jantung. Yang diharapkan adalah kadar kolesterol LDL yang rendah dengan kadar HDL kolesterol yang tinggi sehingga resiko terjadinya kedua penyakit tersebut juga akan menurun.
       Untuk menormalkan kadar kolesterol HDL adalah dengan melakukan aktifitas fisik dan menghindari stres. Selalu mengontrol kadar kolesterol dan berat badan, membatasi konsumsi makanan yang mengandung lemak tinggi, seperti jeroan, daging dan mengkonsumsi sayuran dan buah. Beberapa langkah juga dapat dilakukan seperti mengubah pola hidup yang tidak sehat. Jika dengan perubahan perilaku ini peningkatkan kadar kolesterol HDL tidak mencapai apa yang diharapkan, maka baru dipertimbangkan untuk melakukan pengobatan dengan obat obatan. Dalam memberikan obat, dokter akan selalu mempertimbangkan segala hal tentang keadaan atau kondisi pasien termasuk ketidak normalan kadar kolesterolnya. Olah raga secara teratur, penurunan berat badan, menghentikan kebiasaan merokok, akan meningkatkan kadar kolesterol HDL.

IV.3 Pemeriksaan Albumin
Nama                     Umur    Kadar Albumin            Nilai Albumin Normal
                                                                              Pria               Wanita
Nurul Istiqamah    20 tahun    7,8 g/dl                3,5 – 4,8 g/dl    3,3 – 4,5 g/dl

       Albumin adalah mayor plasma protein dan mempunyai bentuk globular yang kompleks. Terdiri dari rantai polipeptida tunggal dari 584 asam amino. Albumin membantu keseimbangan cairan dengan mempertahankan tekanan dalam kapiler. Albumin membawa nutrisi ke dalam sel dan membuang produk sisa dari sel. Dalam beberapa penyakit, albumin dirusak untuk menyuplai asam amino untuk sintesis protein yang dibutuhkan untuk kebutuhan tubuh dalam keadaan darurat.
       Dari hasil kalkulasi albumin didapatkan hasil bahwa kadar albumin subjek adalah 7,8 g/dl, jika dibandingkan dengan nilai normal 3,3-4,5  g/dl maka hasil yang didapatkan ini adalah kadar albuminnya tinggi.
       Tingginya kadar albumin dalam darah dapat disebabkan karena konsumsi makanan tinggi protein khususnya tinggi albumin.
       Masalah yang sering terjadi berkaitan dengan albumin adalah hipoalbuminemia yang merupakan masalah yang sering dihadapai pada orang dengan kondisi medis akut atau kronik. Pada saat masuk rumah sakit sekitar 20 % pasien sudah menderita. Hipoalbuminemia dapat disebabkan oleh penurunan produksi albumin, sintesis yang tidak efektif karena kerusakan sel hati, kekurangan intake protein, peningkatan pengeluaran albumin karena penyakit lainnya, dan inflamasi akut maupun kronis. Sumber albumin yang paling banyak dipakai sekarang adalah putih telur dan ikan gabus.
Kadar normal albumin dalam darah antara 3,3 - 4,5 g/dl, dengan jumlah total 300-500 g sintesis terjadi hanya di sel hati dengan produksi sekitar 15 g/ hari pada orang sehat, tetapi jumlah yang dihasilkan bervariasi signifikan pada berbagai tipe stress fisiologis. Waktu paruh albumin sekitar 20 hari, dengan kecepatan degradasi 4 % per hari.
Masalah-masalah klinis yang dapat timbul akibat penurunan kadar albumin adalah sirosis hepar, kegagalan hepar akut, luka bakar berat, gangguan ginjal, malabsorpsi, dan malnutrisi berat. Adapun masalah-masalah yang timbul akibat peningkatan kadar albumin adalah dehidrasi, muntah terus menerus, dan diare berat. Oleh karena itu, kadar albumin dalam darah harus selalu dalam keadaan normal. Untuk mendapatkan kadar albumin yang normal, maka asupan makanan harus selalu diperhatikan. Mengkonsumsi makanan sumber protein yang sesuai dengan kebutuhan, karbohidrat yang cukup. Selalu melakukan aktifitas fisik, seperti olahraga.

IV.4 Pemeriksaan Glukosa
Nama                 Umur           Kadar Glukosa                  Nilai Glukosa Normal
                                                              Glukosa puasa    Glukosa 2 jam PP    Glukosa sewaktu
Nurul Istiqamah    20 tahun    114,88 mg/dl    70-110 mg/dl    < 140 mg/dl    < 180 mg/dl
      
       Glukosa diperlukan sebagai sumber energi terutama bagi sistem saraf dan eritrosit. Glukosa juga dibutuhkan di dalam jaringan adipose sebagai sumber gliserida–glisero, dan mungkin juga berperan dalam mempertahankan kadar senyawa antara pada siklus asam sitrat di dalam banyak jaringan tubuh. Glukosa berasal sebagian diperoleh dari makanan, kemudian dibentuk dari berbagai senyawa glukogenik yang mengalami glukoneogenesis lalu juga dapat dibentuk dari glikogen hati melalui glikogenolosis. Proses mempertahankan kadar glukosa yang stabil didalam darah merupakan salah satu mekanisme homeostatis yang diatur paling halus dan juga menjadi salah satu mekanisme di hepar, jaringan ekstrahepatik serta beberapa hormon. Diantara hormon yang mengatur kadar glukosa darah adalah insulin dan glukagon.
       Bila kadar glukosa dalam serum tinggi maka akan semakin pekat warnanya (berwarna merah atau lebih pekat dari pada warna larutan standar), sebaliknya bila kadar glukosa dalam darah rendah  maka akan semakin muda warnanya. Bila kadar glukosa turun, kejadian sebaliknya berlangsung. Sekresi insulin ditekan dan sekresi glukagon ditingkatkan. Penurunan insulin mengurangi penggunaan gula oleh otot, hati, dan jaringan adiposa. Kejadian ini mempromosikan mobilisasi glikogen dalam hati melalui mekanisme kaskade yang mengaktifkan glikogen fosforilase (enzim pertama dalam tahapan degradasi glikogen) dan menonaktifkan glikogen sintase (enzim untuk sintesis glikogen). Degradasi lemak di adiposa juga teraktifkan.
       Dari hasil percobaan glukosa darah sewaktu didapatkan hasil yaitu kadar glukosa dalam darah subjek 114,88 mg/dl. Hal ini menunjukkan bahwa kadar glukosa darah didalam  tubuh subjek berada dalam kondisi normal karena <180 mg/dl.
Bila Kadar glukosa darah tinggi, kejadian sebaliknya berlangsug. Ini dapat disebabkan oleh asupan makanan terakhir yang dikonsumsi subjek, dan kondisi psikologis subjek yang pada saat pemeriksaan sedang tidak stabil. Apabila seseorang sedang mengalami stres, proses pencernaan dan absorbsi zat-zat gizi dalam tubuh juga mengalami gangguan sehingga glukosa yang ada dalam darah tidak dapat dibawa oleh insulin ke dalam sel guna dimetabolisme. Apabila stres ini berlangsung dalam waktu yang lama, maka jumlah glukosa dalam darah akan semakin banyak dan lama-kelamaan akan menyebabkan resistensi insulin. Dan pada akhirnya dapat menjadi faktor risiko terjadinya Diabetes Melitus tipe 2.
Untuk selalu mendapatkan kadar glukosa normal, maka subjek disarankan untuk selalu menjaga asupan karbohidrat agar tidak berlebihan ataupun kekurangan karbohidrat. Karena bila tubuh kelebihan ataupun kekurangan suatu zat tertentu, maka akan terjadi gangguan dalam tubuh.

IV.5 Pemeriksaan Serum Glutamic Oxaloacetic Transaminase (SGOT)
Nama    Umur    Kadar SOGT    Nilai SGOT Normal
            Pria    Wanita
Nurul Istiqamah    20 tahun    22 u/l   
6-25 u/l (30oC)
8-37 u/l (37oC)
    6-21 u/l (30oC)
8-31 u/l (37oC)

       Pada pemeriksaan SGOT hasil yang diperoleh adalah 20 u/l jika dibandingkan dengan nilai standar normal pada wanita yaitu 8-31 u/l pada suhu 37oC maka subjek tersebut kadar SGOT-nya normal. Peningkatan nilai SGOT dapat disebabkan oleh adanya hepatitis C. Pada hepatitis akut, peningkatan bisa terjadi hingga 20 kali nilai normalnya.
       SGOT sering dilakukan untuk mengetahui fungsi faal hati, jika SGOT meningkat maka diperkirakan hati mengalami gangguan. Sementara SGOT banyak dijumpai pada organ jantung, hati, otot rangka, pankreas, paru-paru, sel darah merah dan sel otak. Saat sel organ tersebut mengalami kerusakan, maka SGOT akan dilepaskan dalam darah. Alhasil saat pengukuran akan terlihat korelasi besarnya atau tingkat keparahan sel yang terjadi
       AST merupakan salah satu enzim intrasel yang terutama berada di jantung, hati, dan jaringan skelet; yang dilepaskan dari jaringan yang rusak (seperti nekrosis atau terjadinya perubahan permeabilitas sel); meningkat pada kerusakan sel hati dan pada keadaan lain, terutama infark miokardium.

IV.6 Pemeriksaan Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT)
Nama                  Umur    Kadar SPGT    Nilai SGPT Normal
                                                                            Pria    Wanita
Nurul Istiqamah    20 tahun    13 u/l    4-30 u/l (30oC)
6-40 u/l (37oC)    4-20 u/l (30oC)
6-31 u/l (37oC)

       Pada pemeriksaan SPGT pada subjek diperoleh hasil 13 u/l jika dibandingkan dengan nilai standar SPGT pada suhu 37oC yaitu  6-31 u/l maka responden tersebut memiliki kadar SPGT yang normal.
       ALT adalah enzim yang dibuat dalam sel hati (hepatosit), jadi lebih spesifik untuk penyakit hati dibandingkan dengan enzim lain. Biasanya peningkatan ALT terjadi bila ada kerusakan pada selaput sel hati. Setiap jenis peradangan hati dapat menyebabkan peningkatan pada ALT. Peradangan pada hati dapat disebabkan oleh hepatitis virus, beberapa obat, penggunaan alkohol, dan penyakit pada saluran cairan empedu.
       Peningkatan nilai SGOT-SGPT menunjukkan adanya kerusakan pada hati, kerusakan yang biasanya terjadi pada hati adalah Hepatitis dan Sirosis hati. Diet untuk kedua penyakit ini adalah diet hati, tetapi untuk diet hati karena hepatitis yang tidak terlalu berat tidak dibatasi secara spesifik makanan yang harus dikonsumsi atau makan seperti biasa, tetapi pembatasan lemak harus tetap diperhatikan. Untuk hepatitis akut dan serosis hapatis perlu penanganan serius terutama diet. Pembatasan makanan harus betul-betul diperhatikan, terutama bahan makanan dari sumber lemak, yaitu semua makanan dan daging yang banyak mengandung lemak dan santan serta bahan makanan yang banyak menimbulkan gas seperti ubi, kol, kacang merah, sawi, lobak, ketimun, durian dan nangka.
       Dibandingkan dengan SGOT, SGPT lebih spesifik menunjukkan ketidakberesan sel hati, karena SGPT hanya sedikit saja diproduksi oleh sel nonliver. Biasanya, faktor nonliver tidak menaikkan SGOT-SGPT secara drastis. Umumnya, tidak sampai 100% di atas BAN. Misalnya, jika BAN kadar SGPT adalah 65 unit/liter (u/l). Kadar SGPT dalam darah akan meningkat seiring dengan kerusakan pada sel hepatocytes yang bisa terjadi karena infeksi virus hepatitis, alkohol, obat-obat yang menginduksi terjadinya kerusakan hepatocytes, dan sebab lain seperti adanya shok atau keracunan obat.
       Untuk menjaga kadar SGPT tetap dalam keadaan normal, konsumsi makanan harus tetap diperhatikan. Makanan yang harus dikonsumsi atau makan seperti biasa, tetapi pembatasan lemak harus tetap diperhatikan. Makanan yang dapat menimbulkan gas seperti ubi, kol, kacang merah, sawi, lobak, ketimun, durian dan nangka, sebaiknya dibatasi. Konsumsi protein sesuai dengan kebutuhan subjek.

IV.7 Pemeriksaan Protein Total
Nama    Umur    Kadar Protein Total    Nilai Protein Total Normal
Nurul Istiqamah    20 tahun    22,6 g/dl    6-8,3 g/dl

       Protein total adalah kadar semua jenis protein yang terdapat dalam serum/plasma, yang terdiri atas albumin, globulin dan lain fraksi (protein yang kadarnya sangat rendah). Pemeriksaan protein total berguna untuk memonitor perubahan kadar protein yang disebabkan oleh berbagai macam penyakit. Biasanya diperiksa secara bersama-sama dengan pemeriksaan lain. Misalnya kadar albumin, faal hati, atau pemeriksaan elektroforesis protein. Rasio albumin/globulin diperoleh dengan perhitungan dan dapat memberikan keterangan tambahan.
       Pada percobaan ini didapatkan hasil yaitu kadar protein total responden adalah 22,6 g/dl yang menunjukkan subjek sedang mengalami kelebihan total protein dalam darahnya. Hal ini sebenarnya tidak sesuai dengan pengukuran antropometri yang pernah dilakukan oleh subjek beberapa waktu lalu dimana kondisi LiLA subjek menunjukkan bahwa subjek mengalami KEK. Ketidaksesuaian ini terjadi karena dipengaruhi oleh kondisi homeostasis pasien dan makanan terakhir yang dikonsumsi pasien. Kemungkinan pasien mengkonsumsi makanan yang mengandung protein tinggi sebelum menjalani pemeriksaan. Oleh karena itu, demi keakuratan data sebelum melakukan pemeriksaan harus ditanyakan kondisi responden terlebih dahulu agar tidak terjadi kesalahan. Sebagai pemeriksa kita juga harus menghindari terjadinya kesalahan pengujian, diantaranya dalam hal pengambilan volume reagensia, serum, dan blanko. Reagensia yang kemungkinan sudah kadaluarsa, adanya kontaminasi alat, hal ini sangat mungkin terjadi karena pada saat pencampuran zat, seharusnya dilakukan dalam lemari steril/lemari asam.
       Adapun kekurangan protein dapat menyebabkan banyak masalah seperti kehilangan berat badan, kelemahan, penyusutan jaringan otot dan edema. Sindrom lain termasuk luar biasa tekanan darah rendah, denyut jantung sangat rendah, anemia dan pigmentasi pada kulit. Tingkat metabolisme juga cenderung menurun. Hal ini juga diyakini menyebabkan infiltrasi lemak dan sirosis hati.
       Protein bisa didapat dari produk hewani dan nabati. Protein hewani, terutama telur menyumbang asam amino esensial yang tidak bisa dibuat tubuh dan tidak terdapat dalam produk nabati.

IV.8 Pemeriksaan Asam Urat
Nama                    Umur    Kadar Asam Urat           Nilai Asam Urat Normal
                                                                             Pria                Wanita
Nurul isriqamah    20 tahun    4,13 mg/dl    3,5 – 7,2 mg/dl    2,5 – 6,2 mg/dl

       Asam urat adalah asam yang berbentuk kristal-kristal yang merupakan hasil akhir dari metabolisme purin (bentuk nukleoprotein). Penyebab radang sendi akibat peningkatan kadar asam urat darah disebut gastritis gout atau atritis pirai. Gout adalah penyakit yang terjadi akibat penumpukan asam urat di dalam tubuh secara berlebihan, baik akibat produksi yang meningkat, pembuangannya melalui ginjal yang menurun, atau akibat peningkatan asupan makanan kaya purin. Gout terjadi ketika cairan tubuh sangat jenuh akan asam urat karena kadarnya yang tinggi (hiperurisemia). Genetik, jenis kelamin dan nutrisi (peminum alkohol, obesitas) memegang peranan penting dalam pembentukan penyakit gout.
       Pada pemeriksaan ini didapatkan hasil bahwa kadar asam urat yang dimiliki subjek adalah 4,13 mg/dl jika dibandingkan dengan nilai normal pada wanita maka responden dinyatakan normal. Adapun jika pada subjek mengalami kelebihan kadar asam urat maka akan menunjukkan bahwa responden mengalami asam urat.
       Pada penderita asam urat pengaturan dietnya yaitu dapat membatasi makanan yang mengandung purin tinggi seperti jeroan, daging sapi, udang, kerang, kepiting, cumi, bayam, kangkung, taoge, daun singkong, dan daun melinjo. Menghindari stres dan depresi yang merupakan salah satu pemicu meningkatnya asam urat di dalam darah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar