Cari Blog Ini

Sabtu, 27 November 2010

Terapi Gizi untuk Anak Autis

Penyebab munculnya autis seringkali tidak sama namun terkait erat dengan masalah gizi. sebagian penderita lebih asyik mengurung diri, ada yang bersikap agresif dan sebagaian lainnya menjadi pribadi yang sangat pasif. penderita autis mengalami kebocoran kecil dari dinding usus yang disebut leaky gut syndrome. ini yang menyebabkan rangkaian asam amino (peptida) menembus dinding usus, masuk aliran darah, seterusnya bersemayam diotak dan menimbulkan efek seperti opium. akhirnya menyebabkan terjadinya gangguan sistem saraf pusat. dampaknya sangat serius karena anak autis kemudian mengalamin gejala penyimpangan emosi, prilaku, persepsi dan kecerdasan.
Peptida yang diserap oleh penderita autis bisa berasal dari protein susu (kasein) dan protein gandum (gluten). peptida kasein dalam otak akan diubah menjadi casomorphin, sedangkan peptida gluten menjadigliadinomorphin. hal ini sering mendasari mengapa anak autis sebaiknya tidak minum susu atau makan makanan yang berbahan baku gandum (terigu).
Dengan memahami aspek biokimiawi dalam tubuh anak autis, bisa dilakukan terapi gizi untuk memperbaiki keadaannya. komsumsi preparat enzim akan membantu sistem pencernaan protein, karbohidrat dan lemak mungkin diperlukan oleh penderita autis.(Ali Khomsan, 2006)
Terapi Makanan buat Anak Autis


Melalui makanan, orang tua dapat melakukan terapi bagi anak-anak dengan gejala autis. Makanan yang disajikan tentu terdiri atas bahan-bahan yang bebas dari zat-zat pemicu autisme.
Dari hasil berbagai penelitian diketahui bahwa terapi bagi gangguan autisme dilakukan secara komprehensif, yaitu terapi biomedikal. Pengaturan makan merupakan bagian dari terapi biomedikal.
Anak dengan autisme umumnya alergi terhadap makanan. Pengalaman dan perhatian orangtua dalam mengatur makanan dan mengamati gejala yang timbul akibat makanan tertentu sangat bermanfaat dalam terapi.

  • Diet tanpa gluten dan kasein.
Gluten adalah protein yang secara alami terdapat dalam keluarga wheat seperti tepung terigu, oat, barley. Sedangkan kasein merupakan protein yang terdapat dalam susu dan olahannya, seperti keju, dan yoghurt. Kedua bahan itu pada anak autisme dapat memicu masalah.
 Makanan tradisional Indonesia bisa memberi solusi bagi anak autisme dalam menghindari gluten dan kasein. Untuk anak autis, orangtua bisa memilihkan nasi, mi dari tepung singkong, susu kedelai sayuran, buah segar, serta menghindari zat penyedap dan pewarna makanan. 

  • Diet untuk alergi & Intoleransi.
Anak autis umumnya menderita alergi berat. Makanan yang
menimbulkan alergi biasanya ikan, udang, susu coklat, gandum, dan banyak lagi. Untuk mengatur makan bagi anak yang alergi dan intoleransi makanan. :
-  Perhatikan sumber penyebab.
-  Hindari makanan pemicu alergi / intoleransi. Contohnya,
bila alergi telur, hindari makan telur, meski bukan harus dipantang seumur hidup. Dengan bertambahnya umur anak dapat dikenalkan lagi pada makanan tersebut sedikit demi sedikit.

Cara umum mengatur makan :
1.Berikan makan seimbang guna menjamin tubuh anak memperoleh zat gizi lengkap untuk keperluanpertumbuhan dan perbaikan      sel-sel yang rusak dalam kegiatan sehari-hari.

2.Hindari konsumsi gula, khususnya pada anak yang hiperaktif dan menderita infeksi jamur. Berikan fruktosa sebagai pengganti gula karena penyerapannya lebih lambat dari gula (sukrosa).

3.Untuk memasak, pilih minyak sayur, minyak jagung, minyak biji bunga matahari, minyak kedelai.

4.Cukup mengkonsumsi serat dari sayuran dan buah.

5.Pilih makan yang bebas food additive ( pengawet, penambah rasa, warna, dan lain-lain)

6.Baca label makanan untuk mengetahui komposisi dan masa kadaluarsa.

7.Hindari junk food. Buat makanan sendiri agar aman.


 Sumber : Gaya Hidup Sehat. No. 501 / 20-26 Februari 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar