Cari Blog Ini

Jumat, 14 Juni 2013

Sedentary Activity



HUBUNGAN POLA HIDUP SEDENTARIAN DENGAN KEJADIAN OBESITAS SENTRAL PADA PEGAWAI PEMERINTAHAN DI KANTOR BUPATI KABUPATEN JENEPONTO

SEDENTARY LIFESTYLE RELATIONSHIPS WITH CENTRAL OBESITY ON GOVERNMENT OFFICIALS IN THE OFFICE OF REGENT REGENCY JENEPONTO

Nurul Istiqamah1, Saifuddin Sirajuddin2, Rahayu Indriasari2
1)Alumni Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar
2)Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar
(Alamat Respondensi: nurul_mey@rocketmail.com /085255320393)

ABSTRAK

Pola hidup sedentarian dan maraknya ketersediaan akses teknologi dan transportasi  memiliki kaitan yang sangat erat terhadap kejadian obesitas sentral. Penelitian analitik mengenai pengaruh aktivitas fisik yang rendah (sedentary activity) terhadap obesitas sentral telah dilakukan.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan  antara pola hidup sedentarian dengan kejadian obesitas sentral pada pegawai di kantor bupati kabupaten Jeneponto.  Jenis penelitian cross sectional ini melibatkan 146 responden dan  menggunakan analisis Univariat dan Bivariat.  Hasil penelitian hubungan pola hidup sedentari dengan kejadian obesitas sentral diperoleh nilai p=0,000, untuk ketersediaan akses dengan kejadian obesitas sentral  terutama pada ketersediaan transportasi umum (mobil) diperoleh nilai p=0,013; ketersediaan teknologi (komputer/laptop dan AC) diperoleh nilai p masing-masing 0,015 dan 0,000; serta adanya pembantu yang mengurus pekerjaan rumah tangga diperoleh nilai p=0,045.  Disimpulkan bahwa aktifitas sedentari dan ketersediaan akses merupakan faktor resiko terhadap kejadian obesitas sentral. Untuk menekan dampak obesitas sentral ini, perlu adanya  peningkatkan aktifitas fisik seperti olahraga yang rutin, sehingga dapat meminimalkan resiko obesitas sentral.

Kata Kunci:  aktifitas sedentari, ketersediaan akses, obesitas sentral

ABSTRACT

Sedentary activities and increasing the availability of access technology and transportation related very closely to the incidence of Central obesity. Analytic research on the influence of low physical activity (sedentary activity) against central obesity has done. This research aims to know the relationship between patterns of living sedentarian with Central obesity in employees in the Office of Regent Regency Jeneponto. This type of cross sectional research involving 146 respondents and using Univariate analysis and Bivariat. The research of life sedentari relationships with Central obesity retrieved value p=0.000, for the availability of access with Central obesity is mainly on the availability of public transportation (car) obtained the value of p=0,013; availability of technology (computer/laptop and air-conditioner) obtained the value p=0,015 respectively and 0.000; as well as the presence of a maid who takes care of the housework retrieved value p=0,045. It was concluded that the sedentary activity and the availability of access is their risk factors of Central obesity incidence. To suppress the effects of Central obesity, the need for increased physical activity such as exercise routine, so that it can minimize the risk of obesity.

Keywords: sedentary activities, the availability of access, central obesity

Jumat, 14 Desember 2012

Biarkan Alam Mengajarkan Kita

Ada masanya dalam hidup ini, kita menyadari keburukan-keburukan dan kesalahan-kesalahan yang kita lakukan. Keburukan dan kesalahan yang bisa jadi disebabkan karena ketidaktahuan, ketidaksengajaan atau mungkin juga secara sadar kita lakukan itu dengan harapan timbul kesenangan walaupun orang lain menderita akibat keburukan kita itu.

Adalah sebuah prestasi besar dalam hidup ini bila kita menyadari keburukan-keburukan dan kesalahan-kesalahan yang pernah kita lakukan, kemudian kita berniat memperbaikinya. Untuk memperbaikinya tidak ada jalan lain kecuali kita berani melakukan suatu perubahan dengan tingkat resistensi tertentu yang kita miliki. Karena perubahan tidak mesti memperbaiki sesuatu, tetapi untuk menjadi lebih baik kita mesti berubah.

Setiap manusia, hari ini, esok dan lusa tetap berada dalam sebuah proses perubahan menuju tangga-tangga kebaikan. Jika input yang kita miliki bagus, kemudian ditunjang dengan proses yang baik, maka kita boleh berharap akan memperoleh output yang baik pula. Pada dasarnya input yang kita miliki baik, karena Allah mengatakan setiap manusia dilahirkan secara fitrah. Kemudian orang tua dan lingkungannyalah yang memiliki otoritas memproses dia menjadi baik atau buruk.

Keinginan menjadi lebih baik, menjadi orang yang bermanfaat, menyenangkan, berprestasi, kokoh dengan iman adalah keinginan luhur dan murni yang dimiliki orang besar. Sedangkan orang kecil tidak pernah memikirkan manfaat untuk orang lain bahkan dirinya sendiri. Untuk mejadi lebih baik diperlukan sebuah usaha dan kerja keras. Tidak sedikit rintangan yang akan kita temui. Mereka yang memiliki visi yang jelas, semangat yang kuat, keinginan yang besar, dan cita-cita yang tinggilah yang akan memenangkan perubahan itu.

Alam adalah guru yang paling jujur mengajarkan banyak hal kepada kita. Seperti proses metamorfosis ulat menjadi seekor kupu-kupu. Bila ulat berhasil melalui proses itu dengan baik, maka ia akan menjadi seekor kupu-kupu yang cantik dan indah. Perjuangan melepaskan diri dari kepompong adalah proses yang sangat menyiksa bagi kupu-kupu. Melihat keadaan kupu-kupu yang kesusahan memisahkan diri dari kepompong menarik hati seseorang untuk membantu dengan memotong kepompong agar sang kupu-kupu dapat keluar dengan mudah. Tetapi akibatnya bantuan itu justru mematikan sang kupu-kupu karena membuat otot-otot sayap kupu-kupu tidak kuat untuk menahan beban tubuhnya. Akibatnya, ketika kupu-kupu itu keluar, ia kehilangan resistensi, kemudian diam dan akhirnya mati.

Apa makna yang bisa kita petik dari kisah alam itu? Untuk menjadi cantik dan indah, untuk menjadi lebih baik, kita memerlukan perubahan dalam hidup kita. Perubahan itu menghadapkan kita pada suatu tantangan yang besar. Semakin besar hambatan dan rintangan yang kita hadapi, maka akan semakin besar nilai yang akan kita raih. Daya tahan terhadap perubahan itu mempengaruhi tingkat keberhasilan kita.

Hadapilah tantangan itu dengan senyum dan keyakinan yang tinggi, optimalkan kemampuan yang kita miliki untuk memenangkannya. Jangan mengeluh bila kita terjatuh, jangan menjerit bila kita sakit. Jangan minta bantuan orang lain yang hanya akan memperparah keburukan-keburukan dan kesalahan-kesalahan kita, tapi carilah orang yang benar-benar ikhlas membantu kita menuju tangga-tangga kebaikan. Jangan merasa kita tidak mampu memperbaiki setiap keburukan dan kesalahan yang pernah kita lakukaan, kita pasti mamapu. Jangan lihat ke belakang, tapi tataplah ke depan, karena masa lalu tidak menjanjikan perubahan, tetapi masa depan menyediakan kita banyak pilihan keberhasilan.

Terakhir, bingkailah usaha kita dengan figura doa dan kepasrahan yang tinggi pada Allah, karena sebagai manusia yang diselimuti kekurangan, kita hanya bisa berusaha. Allah jualah yang menentukan segala nasib kita.


sumber : eramuslim/bunga rampai
mencoba berbagi